Pikiran manusia terbagi menjadi dua bagian utama yang berperan penting dalam kehidupan sehari-hari: pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Dua bagian ini saling melengkapi dan memainkan peran yang berbeda, terutama dalam proses belajar dan pengembangan diri siswa. Meski perannya tidak selalu terlihat, pemahaman yang baik tentang cara kerja kedua aspek pikiran ini dapat meningkatkan efektivitas proses pembelajaran.
Pikiran sadar adalah bagian dari pikiran yang kita gunakan secara langsung ketika berpikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Bagian ini berfungsi secara rasional, logis, dan analitis, memungkinkan kita untuk fokus dan menghadapi situasi-situasi yang membutuhkan pemikiran terarah. Ketika seorang siswa membaca buku pelajaran atau mengerjakan soal matematika, ia menggunakan pikiran sadar untuk menyerap informasi baru dan memahami konsep yang dipelajari. Dalam aktivitas ini, pikiran sadar bertindak sebagai pemandu yang membantu siswa menyusun langkah-langkah dan merespons informasi dengan cara yang tertata dan terstruktur.
Namun, pikiran sadar hanya sebagian kecil dari keseluruhan proses mental yang terjadi di dalam diri kita. Di bawah permukaan, terdapat pikiran bawah sadar yang bekerja secara otomatis dan tidak langsung terlihat. Pikiran bawah sadar adalah tempat penyimpanan memori jangka panjang, keyakinan, kebiasaan, dan emosi yang seringkali tidak kita sadari pengaruhnya dalam keseharian. Misalnya, pengalaman masa kecil yang menyenangkan di sekolah dapat membangun rasa percaya diri pada diri seorang siswa. Di sisi lain, pengalaman kurang menyenangkan bisa membentuk rasa cemas yang muncul saat menghadapi situasi serupa.
Dalam konteks belajar, pikiran bawah sadar memainkan peran penting dalam memengaruhi motivasi dan kesiapan siswa untuk menerima materi. Misalnya, seorang siswa yang secara bawah sadar merasa cemas terhadap mata pelajaran tertentu mungkin mengalami kesulitan untuk fokus pada pelajaran tersebut. Sebaliknya, siswa yang memiliki rasa percaya diri dan persepsi positif terhadap dirinya cenderung lebih siap menerima pelajaran dan menantang dirinya dalam proses belajar.
Meskipun pikiran bawah sadar bekerja tanpa kita sadari, kita bisa memanfaatkan kekuatan dari bagian ini. Guru, orang tua, dan siswa perlu memahami bagaimana pengalaman masa lalu, kepercayaan diri, dan persepsi diri yang tersimpan dalam pikiran bawah sadar dapat digunakan untuk menciptakan pola belajar yang positif. Memupuk motivasi belajar bisa dilakukan dengan menyampaikan apresiasi atas keberhasilan kecil, yang akan memperkuat rasa percaya diri di alam bawah sadar siswa. Dengan begitu, siswa akan merasa lebih berdaya dan termotivasi untuk mengembangkan potensi dirinya.
Dalam memaksimalkan proses belajar, memahami perbedaan dan peran kedua bagian pikiran ini penting. Guru dapat memanfaatkan pikiran sadar siswa melalui pendekatan yang membutuhkan analisis, seperti diskusi dan latihan soal. Sementara itu, upaya untuk membentuk kebiasaan belajar yang positif bisa dilakukan melalui pendekatan yang menguatkan keyakinan diri di pikiran bawah sadar siswa, misalnya melalui pemberian motivasi dan lingkungan belajar yang mendukung.
Pemahaman ini bukan hanya bermanfaat bagi siswa, tetapi juga bagi guru dan orang tua yang ingin mendukung proses belajar anak-anak mereka. Dengan menyeimbangkan peran pikiran sadar dan bawah sadar, diharapkan siswa mampu mengatasi tantangan belajar dengan lebih efektif dan membangun motivasi belajar yang berkelanjutan.