Sugestibilitas, atau kemampuan seseorang untuk menerima pengaruh atau ide dari luar, adalah faktor penting dalam proses belajar dan berinteraksi di sekolah. Ada tiga tipe sugestibilitas yang umum: physical suggestible, emotional suggestible, dan intellectual suggestible. Masing-masing tipe menunjukkan bagaimana seseorang menerima dan merespons pengaruh dari luar, baik itu dari guru, teman, atau lingkungan. Memahami tipe-tipe sugestibilitas ini dapat membantu guru dan orang tua mendukung proses belajar siswa secara efektif.
Physical Suggestible adalah tipe sugestibilitas yang merespons pengaruh secara fisik dan intuitif. Siswa yang termasuk tipe ini biasanya lebih mudah menerima arahan melalui tindakan langsung atau isyarat fisik. Mereka cenderung menginternalisasi atau menerima sugesti tanpa banyak berpikir panjang. Misalnya, jika seorang guru meminta mereka untuk fokus belajar dengan menepuk meja secara lembut, siswa physical suggestible mungkin langsung mengikuti instruksi tersebut tanpa mempertanyakan alasan di baliknya. Siswa dengan tipe ini merespons hal-hal yang konkret dan langsung, sehingga mereka biasanya lebih mudah menerima arahan visual atau gerakan. Contoh lain di sekolah adalah ketika seorang siswa langsung mengikuti instruksi guru setelah melihat guru melambaikan tangan untuk memanggilnya, tanpa memerlukan penjelasan lebih lanjut.
Selanjutnya adalah Emotional Suggestible, yang mencakup sekitar 60% dari populasi siswa. Tipe ini lebih banyak membutuhkan pendekatan yang halus dan suasana yang nyaman agar mereka bisa menerima sugesti atau pengaruh. Siswa emotional suggestible biasanya berpikir kritis sebelum menerima sebuah ide atau arahan dan cenderung menganalisis terlebih dahulu. Misalnya, jika guru ingin mengajak mereka belajar kelompok, siswa dengan tipe ini perlu merasa nyaman dengan kelompoknya sebelum mereka bisa sepenuhnya fokus belajar. Mereka membutuhkan suasana yang aman dan mendukung untuk bisa terbuka terhadap sugesti atau saran dari orang lain. Dalam situasi lain, mereka mungkin perlu merasa didengar dan diperhatikan sebelum mereka bisa menerima arahan. Jika seorang siswa tipe ini diminta untuk berpartisipasi dalam kegiatan baru, seperti mengikuti ekstrakurikuler, mereka mungkin perlu diyakinkan terlebih dahulu bahwa kegiatan tersebut sesuai dan tidak akan membuat mereka merasa tidak nyaman.
Tipe terakhir, Intellectual Suggestible, adalah tipe yang lebih jarang ditemui, sekitar 5% dari mereka yang tergolong sebagai emotional suggestible. Siswa dengan tipe ini cenderung membutuhkan alasan kuat dan bukti nyata sebelum menerima sebuah sugesti atau pengaruh. Mereka tidak mudah terpengaruh oleh arahan langsung atau instruksi tanpa penjelasan logis. Misalnya, jika guru meminta mereka untuk mengerjakan tugas dengan metode tertentu, mereka mungkin bertanya “Mengapa saya harus melakukan ini dengan cara tersebut?” atau “Apa keuntungan dari metode ini?” Tipe ini akan terus mempertanyakan sampai mereka merasa yakin bahwa instruksi atau ide yang diberikan memiliki dasar yang kuat dan logis. Di sekolah, siswa intellectual suggestible cenderung lebih banyak bertanya atau meragukan sesuatu sampai mereka menemukan alasan yang masuk akal atau bukti nyata.
Memahami tipe-tipe sugestibilitas ini dapat membantu guru menciptakan pendekatan yang lebih sesuai dengan kebutuhan siswa. Siswa physical suggestible mungkin membutuhkan instruksi yang lebih konkret, sementara siswa emotional suggestible perlu merasa nyaman sebelum menerima instruksi, dan siswa intellectual suggestible membutuhkan alasan atau bukti logis untuk mengikuti arahan. Dengan memahami karakteristik ini, guru dapat menyesuaikan cara penyampaian mereka, sehingga setiap siswa mendapatkan dukungan yang tepat sesuai tipe sugestibilitas mereka.