Kuningan, Bontimedia – Sangkanika Edugarden Eatery and Wellness berhasil menggelar acara screening film dan diskusi interaktif bersama sineas Kuningan pada Sabtu malam (23/11) di Sangkanhurip, Cigandamekar, Kabupaten Kuningan. Kegiatan ini menjadi ajang penting untuk mempererat silaturahmi antar sineas, merayakan karya lokal, dan mendiskusikan berbagai tantangan serta peluang dalam industri perfilman.
Kehadiran Bonti Cinema, ekstrakurikuler sinematografi SMKN 1 Luragung, mencuri perhatian. Sebagai perwakilan generasi muda, anggota Bonti Cinema tampil antusias, membawa energi segar dan semangat belajar yang tinggi. Salah satu film karya mereka, berjudul “Sekap”, turut diputar dalam acara tersebut. Film ini sebelumnya telah mengikuti Doss One Minute Film Festival, menunjukkan kualitas karya siswa yang mulai diakui di kancah kompetisi film pendek.
“Kegiatan ini menjadi pengalaman berharga bagi kami. Selain bisa menikmati karya sineas Kuningan, kami mendapatkan wawasan baru dari para pembicara,” ungkap Jenal Asikin, salah satu anggota Bonti Cinema. Mereka berharap pengalaman ini memotivasi mereka untuk terus berkarya dan mengangkat perfilman lokal ke tingkat yang lebih tinggi.
Selain Sekap, acara ini juga menampilkan sejumlah karya sineas lokal yang beragam, termasuk:
- “Persembahan” (kolaborasi Kamar Kecil dan Roemah Film Affandi),
- “Pelanggan Terakhir” dan “Kecele” (Mega Citra Kreasi),
- “Barangbang Semplak” (SCK Creative),
- “Chandrakara” (Roemah Film Affandi),
- “456” (Kamar Kecil),
- “Putus Tapi Masih Cinta” (kolaborasi Moreplay dan Lakoncara),
- “Pemburu Jackpot” (Mega Citra Kreasi).
Berbagai genre dan tema yang diangkat menunjukkan keragaman kreativitas sineas Kuningan yang terus berkembang.
Diskusi panel dalam acara ini menghadirkan pembicara inspiratif seperti AR Affandi dari Roemah FIlm Affandi, Endang Komara (Ketua Komite Ekonomi Kreatif Kuningan), yang akrab disapa Kang Eko, dan Tedi Iskandar (Sekjen Forum Film Kuningan). Ketiganya berbagi wawasan tentang pentingnya riset dalam pembuatan film dan struktur storytelling sebagai elemen narasi visual. “Riset adalah pondasi untuk menciptakan cerita yang autentik dan relevan. Ini menjadi elemen penting agar pesan film lebih mengena pada penonton,” ujar Tedi Iskandar.
Kang Eko juga menyoroti pentingnya sineas lokal dikenal di daerahnya sendiri. “Sineas kita punya potensi luar biasa, dan apresiasi dari masyarakat lokal adalah langkah awal untuk mendukung kemajuan mereka. Komunitas seperti Bonti Cinema adalah bagian penting dari ekosistem ini,” tambahnya.
Dengan antusiasme tinggi dari peserta, terutama generasi muda seperti Bonti Cinema, kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi untuk membangun ekosistem perfilman lokal yang lebih kokoh dan inklusif. “Kami ingin karya kami tidak hanya dinikmati, tetapi juga mencerminkan potensi besar Kuningan sebagai pusat kreativitas,” ujar AR Affandi.
Kabupaten Kuningan diakui memiliki potensi besar di sektor ekonomi kreatif, khususnya perfilman. Melalui kolaborasi dan apresiasi seperti ini, harapan akan perkembangan perfilman lokal menjadi semakin nyata.
Maju terus perfilman Kuningan!