Rabu 27 November 2024, pemilihan kepala daerah, baik untuk Gubernur maupun Bupati atau Wali Kota, sedang berlangsung di berbagai wilayah. Namun, sering kali kita, terutama siswa SMK yang masih muda, merasa bahwa hal ini bukan urusan kita. “Pemilu kan urusan orang dewasa,” begitu mungkin kita berpikir. Tapi, sebenarnya sikap seperti ini justru bisa merugikan kita semua. Sebagai generasi muda, kita memiliki peran penting dalam menentukan masa depan daerah kita, bahkan jika kita belum cukup usia untuk memilih. Jangan biarkan kesempatan ini berlalu begitu saja tanpa memberikan kontribusi.
Sebagai siswa SMK, langkah pertama yang bisa kita lakukan adalah memahami pentingnya pemilihan kepala daerah. Kepala daerah, seperti Gubernur, Bupati, atau Wali Kota, memiliki pengaruh besar terhadap kebijakan yang berdampak pada pendidikan, termasuk SMK. Apakah sekolah kita akan mendapatkan fasilitas yang lebih baik? Apakah program kejuruan yang relevan dengan dunia kerja akan diperkuat? Semua itu tergantung pada pemimpin yang terpilih. Jika kita tidak peduli siapa yang memimpin, maka kita kehilangan kesempatan untuk mendukung calon yang memiliki visi yang baik untuk pendidikan dan kesejahteraan kita.
Langkah kedua, mari kita jadikan hari ini sebagai momen belajar. Kita bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk berdiskusi dengan teman-teman atau guru tentang apa yang kita harapkan dari seorang pemimpin daerah. Misalnya, seorang siswa jurusan pemasaran mungkin berharap pemerintah daerah menyediakan pelatihan kewirausahaan bagi siswa SMK. Siswa jurusan teknik bisa berharap ada lebih banyak program magang di perusahaan lokal. Diskusi seperti ini membantu kita memahami apa yang benar-benar penting untuk masa depan kita.
Bagi yang sudah berusia 17 tahun dan memiliki hak pilih, pastikan untuk menggunakan suara Anda dengan bijak. Jangan memilih hanya berdasarkan popularitas, tapi cari tahu dulu visi dan misi para calon. Gunakan waktu sebaik mungkin untuk membaca atau mendengar informasi tentang program mereka. Suara Anda adalah bentuk kontribusi nyata dalam membangun daerah. Sebaliknya, jika Anda memilih untuk apatis atau bahkan tidak menggunakan hak pilih, itu sama saja dengan menyerahkan masa depan kepada keputusan orang lain tanpa mempertimbangkan apa yang terbaik bagi kita.
Untuk siswa yang belum cukup umur untuk memilih, ini adalah kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang proses demokrasi. Kita bisa ikut membantu keluarga, misalnya dengan mendampingi mereka ke TPS atau membantu mereka memahami tata cara memilih. Selain itu, kita juga bisa menyebarkan pesan positif kepada teman-teman untuk peduli terhadap pemilihan ini. Meski terlihat sederhana, sikap peduli ini bisa menjadi langkah awal kita untuk menjadi warga negara yang aktif di masa depan.
Pemilihan kepala daerah bukan hanya tentang politik; ini tentang kehidupan kita sehari-hari. Jalan yang kita lalui ke sekolah, beasiswa yang kita harapkan, hingga kesempatan kerja di daerah kita semuanya dipengaruhi oleh pemimpin yang kita pilih hari ini. Jika kita bersikap acuh tak acuh, jangan salahkan orang lain jika kondisi daerah kita tidak membaik.
Mari kita buktikan bahwa siswa SMK bukan hanya sekadar penonton, tetapi juga bagian dari solusi. Jadikan momen ini sebagai awal untuk lebih peduli terhadap masa depan daerah kita. Jangan apatis, karena masa depan kita adalah tanggung jawab kita bersama!